JAKARTA – Pertumbuhan investor ritel pada pasar modal Indonesia merupakan dampak dari kemajuan teknologi serta meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan pertumbuhan investor ritel di Indonesia cukup pesat selama 2 tahun terakhir. Menurut Reza, pertumbuhan positif ini disebabkan oleh semakin terbukanya akses masyarakat ke pasar modal seiring dengan perkembangan teknologi.“Keinginan masyarakat untuk berinvestasi, khususnya ke saham juga jadi semakin besar,” katanya saat dihubungi, Minggu 25/7/2021. Perkembangan teknologi tersebut, kata Reza, juga kian meningkatkan literasi finansial masyarakat tentang pentingnya berinvestasi. Hal tersebut juga ditambah dengan semakin mudahnya investasi pada pasar saham yang dapat dilakukan melalui mengatakan, potensi pertumbuhan investor ritel ke depannya akan positif seiring dengan inovasi-inovasi yang dilakukan otoritas bursa dan pelaku pasar lain untuk semakin memperlebar akses JugaMNC Sekuritas Optimistis Lanjutkan Pertumbuhan Investor Ritel pada Semester II/2021Bos-bos Emiten Tancap Gas Borong Saham, Kode Buat Investor Ritel?“Selain itu, saat ini mulai banyak komunitas-komunitas yang membahas saham sehingga dapat menarik perhatian masyarakat ke level yang lebih dalam,” Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia BEI Hasan Fawzi mengatakan euforia investor di pasar modal sejak seiring dengan efek pandemi yang terjadi sejak tahun lalu masih terus berlanjut di tahun pandemi yang belum usai sehingga pembatasan-pembatasan kegiatan kembali terjadi membuat masyarakat mengalihkan dana konsumsinya ke investasi melalui instrumen pasar modal, termasuk saham.“Retail investornya lebih active sepanjang bulan Juni kemarin. Mungkin karena mereka melihat valuasi market sudah atraktif,” katanya beberapa waktu itu, Data Kustodian Sentral Efek Indonesia KSEI menyebutkan, per akhir Juni 2021 jumlah investor pasar modal Indonesia mencapai 5,60 juta investor dengan 44,82 persen atau 2,51 juta di antaranya adalah investor C-Best atau pasar saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor Aprianto Cahyo Nugroho Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
B Pengaruh Budaya Terhadap Lingkungan. Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat kebudayan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari masyarakatnya yang tampak dari luar, artinya orang asing dapat melihat kekhasan budaya suatu daearhkelompok. Dengan menganalisa pengaruh dan akibat
The development of the business world today is increasingly diverse and competitive, the pace of development is very difficult to predict, so having the right strategy is the key for a company to continue to compete and survive. Along with technological advancements and the development of communication suggestions, the company is utilizing these technological advances as a marketing strategy tool to promote its products. Given the growth of buying and selling transactions in the network or online in Indonesia at this time is very rapid, with this being used by companies to market and promote via the internet. This study aims to determine the effect of the implementation of technological progress on retail sales volumes. The development of information technology that is growing very rapidly now influences the community in supporting various business activities both large and small so that it can be known globally. The most obvious impact is that besides being known, it can also increase sales volume. Digital Marketing is one of the very large marketing media that has an influence. Using digital marketing in this case is social media and E-commerce. The most widely used social media is Facebook, Twitter and Instagram. The subjects in this study were retail owners, managers, and employees who were selected by purpose sampling. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 80 PENGARUH KEMAJUAN TEKNOLOGI TERHADAP VOLUME PEJUALAN RITEL DI KOTA MOJOKERTO Rachmad Sholeh1 dan Khasbulloh Huda2 1,2Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Mayjen Sungkono ABSTRACT The development of the business world today is increasingly diverse and competitive, the pace of development is very difficult to predict, so having the right strategy is the key for a company to continue to compete and survive. Along with technological advancements and the development of communication suggestions, the company is utilizing these technological advances as a marketing strategy tool to promote its products. Given the growth of buying and selling transactions in the network or online in Indonesia at this time is very rapid, with this being used by companies to market and promote via the internet. This study aims to determine the effect of the implementation of technological progress on retail sales volumes. The development of information technology that is growing very rapidly now influences the community in supporting various business activities both large and small so that it can be known globally. The most obvious impact is that besides being known, it can also increase sales volume. Digital Marketing is one of the very large marketing media that has an influence. Using digital marketing in this case is social media and E-commerce. The most widely used social media is Facebook, Twitter and Instagram. The subjects in this study were retail owners, managers, and employees who were selected by purpose sampling. Keywords Social Media, E-Commerce, Sales Volume ABSTRAK Perkembangan dunia usaha saat ini semakin beragam dan kompetitif, laju perkembangan sangat sulit diprediksi, sehingga memiliki strategi yang tepat adalah kunci bagi suatu perusahaan agar dapat terus bersaing dan bertahan. Seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangannya saran komunikasi, perusahaan memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut sebagai alat strategi pemasaran untuk mempromosikan produknya. Mengingat Pertumbuhan transaksi jual beli dalam jaringan atau online di Indonesia pada saat ini sangat pesat, dengan hal ini dimanfaatkan oleh perusahaan untuk memasarkan dan mempromosikan melalui internet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh implementasi kemajuan teknologi terhadap volume penjualan teknologi informasi yang berkembang sangat pesat saat ini berpengaruh bagi masyarakat dalam mendukung berbagai kegiatan bisnis baik besar maupun kecil agar dapat dikenal secara global. Dampak yang paling nyata adalah selain dikenal juga dapat meningkatkan volume penjualan. Digital Marketing adalah salah satu media pemasaran yang sangat besar memberikan pengaruh. Dengan menggunakan digital marketing dalam hal ini adalah sosial media dan E-commerce. Media sosial yang paling banyak digunakan adalah Facebook, Twitter dan Instagram. Subyek dalam penelitian ini adalah pemilik, pengelola dan karyawan ritel yang dipilih secara purpose sampling. Kata Kunci Media Sosial, E-Commerce, Volume Pejualan PENDAHULAN Perkembangan dunia usaha saat ini semakin beragam dan kompetitif, laju perkembangan sangat sulit diprediksi, sehingga memiliki strategi yang tepat adalah kunci bagi suatu perusahaan agar dapat terus bersaing dan bertahan. Berkembangnya internet banyak hal yang timbul, salah satunya adalah berbelanja produk atau jasa secara online, berbelanja secara online telah menjadi alternatif cara pembelian produk atau pun Jurnal OPTIMA II Rachmad Sholeh dan Khasbulloh Huda 81 jasa, penjualan secara online berkembang baik dari segi pelayanan, efektifitas, keamanan dan juga popularitas. Laohapensang, 2009. Pertumbuhan transaksi jual beli dalam jaringan atau online di Indonesia pada saat ini sangat pesat. Teknologi informasi sangat berkembang pesat. Berbagai kegiatan bisnis kecil sampai kegiatan bisnis besar memanfaatkan perkembangan ini untuk menjalankan usahanya. Banyaknya competitor menjadi pertimbangan bagi para pengusaha untuk masuk dalam persaingan yang sangat ketat. Strategi pemasaran dan media yang tepat digunakan untuk bisa meraih pasar yang dituju sehingga volume penjualan selalu meningkat. Digital Marketing adalah salah satu media pemasaran yang saat ini sedang banyak diminati oleh masyarakat untuk medukung berbagai kegiatan yang dilakukan. Mereka sedikit demi sedikit mulai meninggalkan model pemasaran konvesional/tradisional beralih ke pemasaran modern yaitu digital marketing. Dengan digital marketing komunikasi dan transaksi dapat dilakukan setiap waktu/ real time dan bisa meng-global atau mendunia. Dengan jumlah pengguna social media berbasis chat ini yang banyak dan semakin hari semakin bertambah membuka peluang bagi Peritel untuk mengembangkan pasarnya dalam genggaman smartphone. Salah satu potensi yang dapat dimanfaatkan adalah teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi saat ini membuat manusia sudah tidak lagi mempermasalahkan batas jarak, ruang dan waktu. Teknologi informasi melahirkan internet, internet menawarkan banyak manfaat bagi Peritel untuk meningkatkan pemasaran produknya. Selain itu juga internet memberikan manfaat meningkatkan kesempatan Peritel untuk bekerjasama dengan pengusaha lainya. Salah satu teknologi internet yang sedang berkembang pesat dan sangat berpotensi untuk mendorong pemasaran peritel adalah media sosial. Media sosial memiliki potensi menghubungkan banyak orang dengan mudah dan gratis. Media Sosial kini telah menjadi trend dalam komunikasi pemasaran. Menurut Kaplan dan Haenlein 2010, media sosial adalah sekelompok aplikasi berbasiskan internet yang dibangun berdasarkan kerangka pikiran ideologi dan teknologi dari web dan memungkinkan terbentuknya kreasi pertukaran isi informasi dari pengguna internet. Web adalah dasar terbentuknya sosial media Carlsson, 2010. Contoh-contoh media sosial yang berkembang saat ini adalah twitter, facebook, myspace, youtube, instagram, path, whatsapp, line, dll. Mengingat pentingnya informasi tentang bagaimana penggunaan media sosial bagi Peritel dan manfaatnya, maka perlu dilakukan suatu penelitian observasional. Menurut Hidayat 20085 perdagangan eletronik E-Commerce electronic commerce adalah bagian dari e-lifestyle yang memungkinkan transaksi jual beli dilakukan secara online dari sudut tempat manapun. Tujuan ritel adalah meningkatkan penjualan produk, karena penjualan merupakan sumber pendapatan Peritel agar dapat terus bertahan dan mengembangkan ritennya. Penjualan yang meningkat tiap tahun menjadi gambaran bahwa ritel berhasil mempromosikan produknya kepasaran. Jadi e-commerce diharapkan dapat menunjang keberhasilan Peritel dalam mencapai penjualan yang maksimal. Sejak berkembangnya dunia teknologi baik media sosial maupun E-Commerce, ritel konvensional semakin di tinggalkan oleh pelanggan. Masyarakat lebih suka berbelanja dengan menggunakan teknologi, berbagai kemudahan yang di dapatkan untuk mendapatkan barang belanjaannya dan hanya cukup dengan berada dirumah tanpa membuang waktu untuk datang langsung ke toko. Hal ini membuat peritel semakin kesulitan mempertahankan pelangannya. Berdasarkan hal inilah maka penulis tertarik mengambil judul “Pengaruh Jurnal OPTIMA II Rachmad Sholeh dan Khasbulloh Huda 82 Kemajuan Teknologi Terhadap Volume Penjualan Ritel Di Kota Mojokerto”. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas dapat disimpulkan perumusan masalah sebagai berikut 1. Bagaimanakah pengaruh media sosial dan E-Commerce terhadap volume penjualan Ritel di Kota Mojokerto secara simultan? 2. Bagaimanakah Pengaruh Media Sosial dan E-Commerce terhadap Volume Penjualan Ritel di Kota Mojokerto secara partial? TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui pengaruh media sosial dan E-Commerce terhadap volume penjualan Ritel di Kota Mojokerto secara simultan. 2. Untuk mengetahui pengaruh media sosial dan E-Commerce terhadap volume penjualan Ritel di Kota Mojokerto secara partial. MANFAAT PENELITIAN Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan menambah wawasan serta pengetahuan mengenai penerapan Media Sosial dan E-Commerce untuk dijadikan sarana sebagai alat untuk memasarkan barang dan produk mengembangkan ritel yang mampu bersaing di masa yang akan datang. 2. Diharapkan dapat berguna bagi para pengusaha Ritel dalam penerapan Media Sosial dan E-Commerce sehingga mampu bersaing dengan peritel lainnya. TINJAUAN PUSTAKA Media Sosial Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, media merupakan alat sarana komunikasi, perantara, atau penghubung. Jika dilihat pula dari asal katanya, „Medius‟ bahasa Latin yang berarti „tengah‟, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa media mengarah pada sebuah sarana/ alat untuk yang digunakan untuk menyajikan informasi. Media sendiri banyak dipakai dalam berbagai bidang kehidupan manusia, terutama dalam proses pembelajaran. Media digunakan untuk mempermudah penyampaian informasi, sehingga pesan yang di sampaikan pemberi informasi dapat di terima dengan baik oleh penerima informasi. Beberapa pengertian mengenai media sosial telah dirumuskan oleh berbagai pihak, baik dalam kajian komunikasi maupun kajian lain. Menurut Carr dan Hayes, definisi atau pengertian yang telah dirumuskan seringkali merujuk media sosial pada tiga hal utama, yaitu 1. Teknologi digital yang menekankan pada user-generated content atau interaksi. 2. Karakteristik media. 3. Jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan lain-lain sebagai contoh model interaksi. Jejaring sosial yang saat ini biasa digunakan untuk memasarkan produk antara lain Facebook, Twitter, Whats app dan instagram. Dengan melalui jejaring sosial tersebut akan terbentuk strategi komunikasi pemasaran yang efektif yaitu Word of Mouth dimana muncul secara natural dari pendapat lingkungan sosial yang dirasa lebih jujur dan tidak ada motif-motif tertentu dalam menyampaikan suatu informasi kepada konsumen lainnya. Promosi merupakan salah satu unsur dari bauran pemasaran marketing mix, disamping penetapan harga jual, produk, dan distribusi. Promosi sangat berpengaruh terhadap usaha perusahaan untuk mencapai volume penjualan yang maksimal, karena meskipun produk yang ditawarkan sudah baik, relatif murah serta mudah untuk diperoleh, jika tidak disertai promosi yang baik, maka tingkat penjualan tidak akan memadai. Suatu usaha jika ingin mencapai tingkat penjualan yang maksimal, perusahaan Jurnal OPTIMA II Rachmad Sholeh dan Khasbulloh Huda 83 dapat memakai beberapa macam bauran promosi Kotler, 2002644 yaitu periklanan Advertising, promosi penjualan Sales promotion, hubungan masyarakat dan publisitas Public relations, penjualan personal Personal selling, dan pemasaran langsung Direct marketing. Namun dari semua hal yang diharapkan dari promosi, perlu pula dipertimbangkan apakah biaya yang dikeluarkan oleh kegiatan promosi itu dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap peningkatan penjualan dan sampai sejauh mana promosi itu dapat menarik konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Efektivitas promosi sangat tergantung dari pemilihan bentuk promosi yang diperlukan terhadap produk yang dipasarkannya. Suatu jenis produk tertentu memerlukan bentuk promosi tertentu pula dan jenis promosi yang lain harus dipergunakan bentuk promosi yang lain pula. Dengan kata lain tidak semua bentuk promosi dapat cocok dan menjamin keberhasilan promosi tersebut apabila tidak sesuai dengan kondisi yang dimiliki oleh suatu produk. Oleh karena itu, harus dicari suatu bentuk promosi yang sesuai dengan kondisi suatu produk yang akan dipromosikan. E-Commerce E-commerce merupakan suatu istilah yang sering digunakan atau didengar saat ini yang berhubungan dengan internet, dimana tidak seorangpun yang mengetahui jelas pengertian dari e-commerce tersebut. Berikut akan dipaparkan pengertian e-commerce menurut para ahli a. Perdagangan elektronik atau yang disebut juga e-commerce, adalah penggunaan jaringan komunikasi dan komputer untuk melaksanakan proses bisnis. Pandangan populer dari e-commerce adalah penggunaan internet dan komputer dengan browser Web untuk membeli dan menjual produk. McLeod Pearson 2008 59. b. Menurut Hidayat 20085 perdagangan eletronik E-Commerce Menurut Vermaat 200783 E-Commerce merupakan transaksi bisnis yang terjadi dalam jaringan elektronik seperti internet. Siapapun yang mempunyai jaringan internet dapat berpartisipasi dalam E-Commerce. E-commerce juga melibatkan aktivitas yang berhubungan dengan proses transaksi elektronik seperti transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistim pengolahan data inventori yang dilakukan dengan sistem komputer ataupun jaringan komputer dan lain sebagainya. Dalam teknologi informasi e-commerce dapat dikategorikan sebagai bagian dari e-business dimana e-business memiliki cakupan lebih luas baik dari segi aktivitas. E-commerce dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan karakteristiknya yaitu 1. Business to Business B2B, Business to Business memiliki karakteristik a. Trading partners yang sudah saling mengetahui dan antara mereka sudah terjalin hubungan yang berlangsung cukup lama. Informasi yang dimiliki hanya ditukar dengan partner tersebut. b. Pertukaran data dilakukan secara berulang-ulang dan berkala dengan format data yang telah disepakati bersama. c. Salah satu pelaku tidak harus menunggu rekan mereka lainnya untuk mengirimkan data. d. Model yang umum digunakan adalah peer to peer, di mana processing intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis. 2. Business to Consumer B2C, Business to Consumer memiliki karakteristik a. Terbuka untuk umum, di mana informasi disebarkan secara umum pula dan dapat diakses secara bebas. b. Servis yang digunakan bersifat umum, sehingga dapat digunakan oleh orang banyak. Sebagai contoh, Jurnal OPTIMA II Rachmad Sholeh dan Khasbulloh Huda 84 karena sistem web sudah umum digunakan maka service diberikan dengan berbasis web. c. Servis yang digunakan berdasarkan permintaan. Produsen harus siap memberikan respon sesuai dengan permintaan konsumen. d. Sering dilakukan sistem pendekatan client-server. 3. Cosumer to Consumer C2C, Dalam C2C seorang konsumen dapat menjual secara langsung barangnya kepada konsumen lainnya, atau bisa disebut juga orang yang menjual produk dan jasa ke satu sama lain. Mengiklankan jasa pribadi di internet serta menjual pengetahuan dan keahlian merupakan contoh lain C2C. sejumlah situs pelelangan memungkinkan perorangan untuk memasukkan item-item agar disertakan dalam pelelangan. Akhirnya, banyak perseorangan yang menggunakan intranet dan jaringan organisasi untuk mengiklankan item-item yang akan dijual atau juga menawarkan aneka jasa 4. Customer to Busines C2B Customer to Busines adalah model bisnis dimana konsumen individu menciptakan nilai, dan perusahaan mengkonsumsi nilai ini. Sebagai contoh, ketika konsumen menulis review, atau ketika konsumen memberikan ide yang berguna untuk pengembangan produk baru, maka individu ini adalah yang menciptakan nilai bagi perusahaan, jika perusahaan tersebut mengadopsi inputnya. Sebagai contoh, merupakan situs yang memungkinkan seseorang menjual barang kepada perusahaan. Dalam hal ini, internet dapat digunakan sebagai sarana negosiasi. Volume Penjualan Menurut Freddy Rangkuti dalam Ericson Damanik 2013, volume penjualan adalah pencapaian yang dinyatakan secara kuantitatif dari segi fisik atau volume atau unit suatu produk. Dalam kegiatan pemasaran kenaikan volume penjualan merupakan ukuran efisiensi, meskipun tidak setiap kenaikan volume penjualan diikuti dengan kenaikan laba. Jadi dapat diartikan bahwa volume penjualan adalah jumlah dari kegiatan penjualan suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan dalam suatu ukuran waktu tertentu. Hasil kerja dalam penjualan diukur dari volume penjualan yang dihasilkan dan bukan dari laba pemasaran. Perusahaan yang berorientasi pada penjualan ini menganut sebuah konsep yang disebut konsep penjualan. Menurut Suyanto 200714, konsep penjualan menyatakan bahwa konsumen akan membeli produk ke ritel jika melakukan promosi dan penjualan yang menonjol. Menurut Kotler dalam Hakim Simanjuntak 2013, faktor-faktor yang mempengaruhi volume penjualan adalah sebagai berikut 1. Harga jual, Faktor harga jual merupakan hal-hal yang sangat penting dan mempengaruhi penjualan atas barang atau jasa yang dihasilkan. Apakah barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan dapat dijangkau oleh konsumen sasaran. 2. Produk, Produk salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat volume penjualan sebagai barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan apakah sesuai dengan tingkat kebutuhan para konsumen. 3. Biaya promosi, Biaya promosi adalah akktivitas-aktivitas sebuah perusahaan yang dirancang untuk memberikan informasi-informasi membujuk pihak lain tentang perusahaan yang bersangkutan dan barang-barang serta jasa-jasa yang ditawarkan. 4. Saluran Distribusi, Merupakan aktivitas perusahaan untuk menyampaikan dana menyalurkan barang yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen yang diujinya. 5. Mutu, Mutu dan kualitas barang merupakan salah satu faktor yang Jurnal OPTIMA II Rachmad Sholeh dan Khasbulloh Huda 85 mempengaruhi volume penjualan. Dengan mutu yang baik maka konsumen akan tetap loyal terhadap produk dari perusahaan tersebut, begitu pula sebaliknya apabila mutu produk yang ditawarkan tidak bagus maka konsumen akan berpaling kepada produk lain. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS Selanjutnya secara sistematis kerangka konseptual penelitian yang akan dilakukan oleh penulis dapat digambarkan sebagai berikut Gambar Kerangka Pemikiran Peneliti Keterangan Parsial Simultan Hipotesis Berdasakan kerangka konseptual diatas, penulis membuat hipotesis sebagai berikut 1. H1 Media Sosial dan E Commerce memiliki pengaruh signifikan terhadap Volume Penjualan secara Simultan. 2. H2 Media Sosial dan E Commerce memiliki pengaruh signifikan terhadap Volume penjualan secara Partial. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode studi Kasus, yang bertujuan mengumpulkan data dan informasi serta mendeskripsikan objek penelitian untuk memperolah gambaran secara mendalam dan objektif mengenai kemajuan teknologi terhadap volume penjualan ritel sepatu dan accesoris di kota mojokerto. Teknik Pengambilan Sampel Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan kombinasi dari beberapa metode atau teknik pengambilan sampel. Sugiyono, 200689 . Penentuan sampel dilakukan melalui purposif purposive sampling. Secara purposif, pengambilan sampel harus menjaring 2 sifat atau kriteria yang diminta dan sesuai dengan maksud dan tujuan dalam penelitian. Kriteria-kriteria yang dimaksud tersebut antara lain 1. Pemilik, Pengelolah dan Karyawan Ritel. 2. Ritel Sepatu dan Accessoris di Kota Mojokerto lebih dari 10 tahun. Teknik Pengukuran Variabel a. Uji Validitas Menurut Arikunto 2006168 validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Uji validitas bertujuan untuk mengetahui bahwa item pertanyaan dengan variabel-variabel adalah valid atau validitas konstruk. Validitas instrument dinilai berdasarkan standar signifikan korelasi α, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil pengujian pada tabel Anova dan summary diatas menunjukkan bahwa variabel Media Sosial dan variabel E-Commerce berpengaruh dan signifikan terhadap variabel Volume Penjualan secara simultan dengan nillai F sebesar dan tingkat signifikan sebesar yang lebih kecil dari 5%. Dan dapat menjelaskan bahwa variabel independent berpengaruh terhadap variabel dependent sebesar atau sisanya di pengaruhi variabel lain. d. Uji T T-tes Uji t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah variabel Sosial media dan variabel E-Commerce berpengaruh signifikan terhadap variabel Volume Penjualan dengan kreteria Ho diterima jika thitung ttabel pada α = 5%. Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa variabel Media Sosial dan variabel E-Commerce berpengaruh dan signifikan secara parsial terhadap variabel Volume Penjualan dengan nilai sebesar dan tingkat signifikan sebesar yang lebih kecil dari 5%. Pada variabel Sosial Media mempunyai pengaruh pada variabel Volume Penjualan sebesar dengan tingkat signifikan sebesar yang lebih kecil dari 5%. Dapat diartikan apabila dinaikkan satu satuan maka volume penjualan akan naik sebesar atau Dan pada variabel E-Commerce berpengaruh pada volume penjualan sebesar dengan tingkat signifikan sebesar yang lebih kecil dari 5%. Dapat diartiakan apabila dinaikkan satu satuan maka volume penjualan naik sebesar atau e. Uji Asumsi Klasik Tujuan dari uji normalitas untuk mengetahui apakah masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas diperlukan karena untuk melakukan pengujian-pengujian variabel lainnya dengan mengasumsikan bahwa a. Dependent Variable Volume Penjualan b. Predictors Constant, E Commerce, Sosial Media Std. Error of the Estimate a. Predictors Constant, E Commerce, Sosial Medi Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients a. Dependent Variable Volume Penjualan Jurnal OPTIMA II Rachmad Sholeh dan Khasbulloh Huda 88 nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistika menjadi tidak valid dan statistika parametik tidak dapat digunakan. Dari hasil output chart diatas, dapat dilihat bahwa titik-titik yang ada selalu mengikuti garis diagonalnya. Oleh karena itu, dapat di simpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal sehingga syarat normalitas nilai residual untuk analisis regresi dapat terpenuhi. Tujuan dari Uji Heteroskedastisitas untuk menguji terjadinya perbedaan variance dari nilai residual pada suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lainnya. Dari hasil output scatterplots diatas diketahui bahwa telah memenuhi syarat pada uji heteroskedastistas. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi masalah heteroskedastistas, sehingga model regresi yang baik dan ideal dapat terpenuhi. PEMBAHASAN Hasil dari analisis diatas menunjukkan bahwa volume penjual pada Ritel di kota mojokerto di pengaruhi oleh Media Sosial dan E-Commerce. 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh media sosial dan e-commerce secara simultan mempunyai pengaruh terhadap volume penjualan sebesar atau %. Di artiakan bahwa media sosial dan e-commerce berpengaruh terhadap volume penjualan ritel sebesar sehingga untuk meningkatkan Volume Penjualan, maka pemilik, pengelola, dan karyawan diharuskan lebih aktif mempromosikan barang dagangan melalui Media Sosial dan juga menjual barang dagangan melalui E-Commerce yang sudah menjadi trend di kalangan masyarakat. 2. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh Media Sosial dan E-Commerce secara parsial berpengaruh terhadap Volume Penjualan. Hasil penelitian Pengaruh media sosial terhadap volume penjualan sebesar atau menunjukkan bahwa dari penjualan ritel tersebut di pengengaruhi oleh penjualan lewat media sosial. Maka dari itu, Untuk meningkatkan volume penjualan pada ritel maka pemilik, pengelola dan juga karyawan harus lebih aktif menggunaan media sosial sebagai sarana mempromosikan produk dan barang dagangannya, agar dapat mudah dikenal oleh konsumen. Sedangkan pengaruh E-Commerce terhadap volume penjualan sebesar atau menunjukan bahwa penjualan dari ritel di pengangaruhi oleh E-Commerce sebesar %. Dengan adanya e-commerce pola jual beli di masyarakat mulai berubah. Banyak ritel memanfaatkan untuk menjual barang daganganya melalui e-commerce, sebab jangkauan zona penjualan yang bertambah luas dan bisa diketahui seluruh masyarakat. Sebab dengan kemajuan teknologi pada saat ini Jurnal OPTIMA II Rachmad Sholeh dan Khasbulloh Huda 89 komsumen tidak harus datang langsung pada ritel untuk mengetahui produk terbaru serta harga yang lebih ideal melainkan hanya melihat pada media sosial dan apikasi jual beli online pada smartphone yang mereka punya. 3. Berdasarkan hasil penelitian diatas di ketahui bahwa variabel media sosial menjadi variabel paling dominan yang mempengaruhi volume penjualan dengan nilai pengaruh sebesar atau % yang lebih besar dari nilai pengaruh variabel E-Commerce. Dapat diartikan apabila Media Sosial merupakan media promosi yang bisa membantu dan meningkatkan Volume Penjualan. Maka dari itu, dalam peningkatan penjualan ritel dibutuhkan lebih aktif untuk mempromosikan barang dagangannya melalui media sosial. Sebab dengan promosi melalui Media Sosial lebih efektif. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, menghasilkan kesimpulan sebagai berikut 1. Terdapat Penggaruh antara variabel Media Sosial dan E-Commerce terhadap Volume Penjualan Ritel secara simultan. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikan dari hasil uji F yang kurang atau lebih keci dari 5%. 2. Variabel Media Sosial dan E Commerce berpengaruh terhadap Volume Penjualan secara parsial. Hal ini di buktikan dengan nilai signifikan dari hasil uji T yang kurang atau lebih kecil dari 5%. 3. Diketahui bahwa Media Sosial mempunyai pengaruh paling dominan terhadap Volume Penjualan dibanding denga E-Commerce. Hal ini di buktikan niai dari hasil uji T yang lebih besar dari nilai E-Commerce. SARAN Untuk meningkatkan volume penjualan ritel, maka pemilik, pengelola dan karyawan lebih aktif mempromosikan barang dagangan melalui media sosial yang sudah ada, baik memalui facebook, whats app dan juga instagram, tidak bisa di pungkiri masyarakat lebih suka menggunakan media sosialnya untuk melihat dan mendapatkan barang yang di inginkan, sebab media sosial juga bisa dijadikan sebagai alat untuk mempromosikan yang lebih akurat dan praktis serta murah. Dan juga lebih diharapkan untuk meningkatkan penjualan melalui E-Commerce yang sudah banyak di gunakan sebagai tujuan masyarakat untuk mendapatkan barang yang diinginkan. Peritail diharapkan bisa memanfaatkan e-commerce yang sudah ada, seperti tokopedia dan lain lain untuk giat mempromosikan barang dagangannya, sebab Jangkauan e-commerce lebih luas dan bisa di kenal pada masyarakat di luar daerah dan juga bahkan bisa dikenal se Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta Rineka Cipta. Astrid, Dewi Kusumastuti. 2009. Sikap Terhadap Pengguna Facebook. Masterthesis. Jakarta Universitas Bina Nusantara. Carr, Caleb T dan Rebecca A Hayes. 2015. “Social Media Defining, Developing, and Atlantic” Journal of Communication. Ericso, Damanik. 2013. Pengertian Volume Penjualan. Jakarta Indeks Kelompok Gramedia. Fandy, Tjiptono. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta Andi. Freddy, Rangkuti. 2009. Pengertian Promosi. Jakarta Gramedia Pustaka Utama. Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang BP Undip Semarang. Jurnal OPTIMA II Rachmad Sholeh dan Khasbulloh Huda 90 Diakses 12 Januari 2018 pukul 1246 WIB. Diakses 13 September 2018 pukul 1739 WIB. Hidayat, Taufik. 2008. Panduan Membuat Toko Online dengan OS Commerce. Jakarta Mediakita. Kaplan, M. dan Haenlein Michael. 2010. "Users of the world, unite! The challenges and opportunities of social media". Business Horizons Volume 53 Number 2 Page 61. Kottler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta Prenhallindo. Kottler, Philip, 2003. Rethinking Marketing, Sustainable Market-ing Enterprise di Asia. Jakarta Prenhallindo. Kottler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta Macanan Jaya Cemerlang. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung Alvabeta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung Alvabeta. Simanjuntak, Hakim. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Penjualan. Jakarta Indeks Kelompok Gramedia. Sunyoto. D. 2013. Dasar-dasar Manajemen Pemasaran. Yogyakarta CAPS. Suyanto, M. 2007. Marketing Strategy Top Brand Indonesia. Yogyakarta Andi Offset. ... Langkah pertama, menganalisa kondisi terhadap permasalahan aktivitas penjualan di Toko Happiness, permasalahannya adalah bagaimana cara meningkatkan volume penjualan agar target laba dapat tercapai [10]. Pada tahapan ini kita perlu mengetahui kondisi yang sebenarnya di Toko Happiness. ...Saat ini perkembangan teknologi yang terjadi sangat pesat. Keadaan ini mempengaruhi perkembangan dan metodologi sistem informasi yang harus diikuti oleh berbagai pihak tanpa terkecuali, termasuk Toko Happiness. Toko Happiness adalah toko yang menjual pakaian secara grosir dan retail. Pada awalnya, toko ini masih menggunakan sistem yang serba manual. Namun, seiring perkembangannya Toko Happiness harus mengikuti perkembangan teknologi karena ada berbagai permasalahan yang dihadapi, seperti berbagai laporan yang dihasilkan tidak akurat dan tidak terstruktur dengan baik. Hal ini dikarenakan sulitnya mendata informasi penjualan dan transaksi yang terjadi, bahkan menyebabkan target penjualan yang telah ditentukan tidak tercapai. Selain itu, pembayaran yang belum cashless membuat pihak tertentu merasa kesulitan. Dalam mengatasi permasalahan ini, Toko Happiness membutuhkan sistem informasi yang dapat mempermudah aktivitas penjualan. Metode yang digunakan dalam sistem informasi penjualan Toko Happiness adalah metode Soft System Methodology SSM. Pendekatan SSM ini meyakini bahwa setiap masalah perlu dilakukan studi yang seksama sehingga metode ini diharapkan dapat membantu Toko Happiness dalam menghasilkan laporan keuangan, laporan persediaan barang, pendataan barang menjadi lebih cepat dan akurat, juga dapat mencapai target laba yang telah ditentukan.... Perubahan perilaku konsumen dalam melakukan pembelian ini juga mengubah perilaku memasarkan UMKM. Perubahan perilaku pemasaran oleh pelaku bisnis tersebut terkait dengan startegi promosi dan pemasaran [7] . Strategi yang paling nampak akibat perubahan ini adalah model promosi barang/jasa dari konvensional ke digital. ...Research aim This study aims to measure digital marketing and brand image that can affect the purchase intention of pure flavored implant products Sura's. Design/Methode/Approach This study uses a survey research model Research Finding The results of the study show that digital marketing and brand image have a significant effect on purchase intention. Theoretical contribution/Originality This research also proves that digital-based marketing activities through Marketpalce and social media are very effective during the pandemic. Practitionel/Policy implication digital marketing and brand image play a role in increasing sales. to increase the sales intention of these products, the management must improve digital marketing. Research limitation This research only focuses on two variables, namely digital marketing and brand image.... Technology that is used optimally, is expected to continue to grow so that it can help the development of marketing. The results of this study support the research of Indika andJovita 2011, Rakhmawati 2018, Sholeh and Huda 2019, and Kumalasari and Prasetyo 2018 that social media can be used as promotional media to increase sales volume. Social media is useful for promotions that are cheap, practical, and easy to use. ...Ulfah SetiaThe company's sales target can be achieved through ongoing promotional activities. Sales promotion can be done through various media, one of which is social media. Social media is currently a profitable means of promotion because many people in this era use social media. Social media is a necessity along with the development of information technology. This study aims to determine the sales promotion of coffee companies using social media Facebook, Instagram, and Twitter. Makro Coffee Roastery is a coffee company located in Sumbersari District, Jember Regency. Makro Coffee Roastery processes raw coffee beans into coffee grounds. The types of coffee sold include arabica, liberica, and robusta. Products sold are coffee in the form of coffee beans and powder. Information on research data was collected through observation of social media accounts and interviews with company management. The results showed that the social media Facebook, Instagram, and Twitter of the Macro Coffee Roastery account as a media for company promotion and drive the achievement of planned sales. Company sales through social media have increased quite significantly and are considered effective as a way of introducing products to consumers. Other social media need to be used as an effort to increase sales of Macro Coffee Roastery.... Selain itu, terbatasnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat terkait perkembangan teknologi dan penggunaan teknologi dalam kegiatan yang mendukung aktivitas yang menghasilkan income karena sebagian besar remaja berada di luar daerah untuk menuntut ilmu ataupun bekerja diluar kota membuat transfer knowledge sedikit terhambat. Sementara menurut Sholeh & Huda 2020, pemanfaatan kemajuan teknologi dalam dunia bisnis dan digital marketing untuk meningkatkan volume penjualan di era saat ini menjadi sebuah kebutuhan. ...Siti Muhimatul KhoirohHerlina HerlinaMohammad Insan RomadhanPurpose Wonomerto Village is a durian and milk-producing village; besides, the majority of the people work as rice farmers. Durian and milk are a side business that is used as additional income during the waiting period for harvest. The price is quite low than the price of durian or milk in cities. This is a problem for the government who wants to raise the village's natural products as a potential business to support the tourism program of the City of Jombang. Method A 4-stage work program was compiled to solve the problems of Wonomerto Village partners, namely socialization, implementation, evaluation and reporting. The implementation of partnerships in the field of entrepreneurship in the form of processing milk production, durian, as well as online packaging and marketing techniques by utilizing a mini studio made from affordable materials to penetrate the online market. Results The results of this training program are that the community is able to make various processed products with added value, such as milk candy, fresh milk variants, durian pies, and durian milk cakes with attractive packaging to be marketed in various tourist attractions in Jombang. Conclusions This training has a positive impact in increasing understanding of innovation and technology by 70% as well as interest in innovation for increasing the existence of the creative industry in Wonomerto Village. Keywords Product innovation, Milk, Durian, Packaging, marketingAndy SantosoHolong Marisi SimalangoPurchase order PO merupakan proses ketika staf sales mencatat pesanan barang oleh pihak distribusi yaitu minimarket, supermarket, dan toko yang disesuaikan stok barang gudang. Staf sales menggunakan daftar stok barang yang telah dicetak oleh staf admin untuk mengunjungi tempat distribusi dalam pemeriksaan ketersediaan barang. Staf sales mengirimkan catatan pesanan kepada staf admin menggunakan aplikasi jejaring sosial yaitu LINE. Staf admin mencatat kembali pesanan untuk staf gudang agar menyiapkan barang sesuai pesanan. Analisis susulan sistem PO merupakan analisis model / cara sistem lama, dimana dapat dijadikan sebagai solusi alternatif kekurangan sistem lama. Analisis usulan sistem PO ini berfokus pada beberapa aktor, yaitu staf admin, staf sales, dan staf gudang. Aktor staf admin memiliki hak untuk mengelola data pegawai, mengelola data pelanggan, mencetak laporan, dan mengelolah data barang. Aktor staf sales memiliki hak untuk menampilkan katalog, melihat daftar data barang, dan mengelola PO. Aktor staf gudang memiliki hak untuk melihat laporan PO. Object oriented analysis OOA merupakan metodologi yang digunakan untuk melakukan analisis, dan menggunakan unified modeling language UML untuk sebagai analisis proses bisnis dan sistem. Hasil dari analisis sistem PO adalah bentuk rekomendasi analisis dan rancangan tampilan antarmuka untuk rancang bangun aplikasi ke tahap selanjutnya. Analisis rancangan arsitektur sistem dan kebutuhan perangkat dengan penerapan tren teknologi yang akan memberi kemudahan dan dukungan kepada staf admin, staf sales, dan staf gudang yang akan menggunakan sistem PO di UD. Budi Indo Akbar AlkatiliArya Budi SaputraAulia ZahraSyti Sarah MaesarohTeknologi yang semakin maju membawa efek dan dampak kepada pekerjaan semakin mudah untuk dilakukan. Mudahnya akses internet membuat para pelaku usaha memanfaatkan ini untuk mengembangkan usahanya. Penelian ini bertujuan untuk mengetahui rasa skeptis dan keingintahuan yang besar pada efektivitas dan seberapa besar pengaruh dari penggunaan tagar atau hashtag pada media sosial khususnya instagram pada bidang usaha thrift. Penggunaan metode di dalam observasi dan penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dengan melibatkan 4 narasumber yang memiliki usaha thrift dan juga kajian literatur dari berbagai sumber di beberapa jurnal sebagai penguat dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian ini, para pelaku usaha thrift yang kami wawancarai sepakat mengatakan bahwa penggunaan hashtag dalam penjualan di instagram membantu dalam meningkatkan concept of Social Media is top of the agenda for many business executives today. Decision makers, as well as consultants, try to identify ways in which firms can make profitable use of applications such as Wikipedia, YouTube, Facebook, Second Life, and Twitter. Yet despite this interest, there seems to be very limited understanding of what the term “Social Media” exactly means; this article intends to provide some clarification. We begin by describing the concept of Social Media, and discuss how it differs from related concepts such as Web and User Generated Content. Based on this definition, we then provide a classification of Social Media which groups applications currently subsumed under the generalized term into more specific categories by characteristic collaborative projects, blogs, content communities, social networking sites, virtual game worlds, and virtual social worlds. Finally, we present 10 pieces of advice for companies which decide to utilize Social Membuat Toko Online dengan OS CommerceTaufik HidayatHidayat, Taufik. 2008. Panduan Membuat Toko Online dengan OS Commerce. Jakarta Marketing, Sustainable Market-ing Enterprise di AsiaPhilip KottlerKottler, Philip, 2003. Rethinking Marketing, Sustainable Market-ing Enterprise di Asia. Jakarta Prenhallindo. Kottler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta Macanan Jaya Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&DSugiyonoSugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung Penelitian KuantitatifSugiyonoSugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung yang Mempengaruhi Volume Penjualan. Jakarta Indeks Kelompok GramediaHakim SimanjuntakSimanjuntak, Hakim. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Penjualan. Jakarta Indeks Kelompok Gramedia. Sunyoto. D. 2013. Dasar-dasarMarketing Strategy Top Brand IndonesiaM SuyantoSuyanto, M. 2007. Marketing Strategy Top Brand Indonesia. Yogyakarta Andi Offset.
PengertianBisnis: Konsep, Tujuan, Fungsi, dan Jenis-Jenis Bisnis. 10/09/2020 oleh M. Prawiro. Bisnis adalah kegiatan manusia yang bertujuan untuk menghasilkan uang dengan memproduksi dan menjual suatu produk, baik itu barang atau jasa. Lalu sebenarnya apa pengertian bisnis dan apa saja jenis-jenisnya?
Kamu gemar belanja online? Eits, tapi kamu udah tau belum, seperti apa perkembangan teknologi bisnis ritel dari yang semula menggunakan mesin uap, hingga menggunakan teknologi digital seperti saat ini? Yuk, simak pembahasannya berikut ini! — Buat kamu yang hobi belanja online, pasti pagi-pagi kamu udah scrolling e-commerce. Terus, tengah malem juga sering checkout belanjaan. Apalagi tiap tanggal kembar, wah udah pasti nungguin flash sale! Duh, kayaknya lebih rajin buka e-commerce nih, daripada buka buku pelajaran? Nah, kamu tau nggak sih, ternyata maraknya e-commerce di masa sekarang ini merupakan salah satu dampak dari adanya perkembangan teknologi bisnis ritel, lho! Dulunya, bisnis ritel hanya dilakukan secara offline alias melibatkan pertemuan langsung antara pembeli dan penjual di suatu toko. Nggak ada tuh, yang namanya belanja tinggal klik-klik doang, eh, nggak lama kemudian terdengar suara… “Pakeettt..!!” Mendengar suara itu, kamu langsung bangkit dari kasur dan buru-buru meluncur ke depan pagar rumah. Detik selanjutnya, kamu udah senyum-senyum sumringah sambil memegang box paket, terus abang-abang kurirnya bakal ngefoto kamu beserta paketnya sebagai bukti kalau paketnya udah nyampe dengan selamat. Cekrek! Eh, tapi ternyata yang difoto sama abang kurir cuma tangannya doang, mukanya nggak ikut ke foto hahahahah.. Eits, tapi kamu tau nggak sih, belanja online melalui e-commerce ini baru marak terjadi pada Industri lho, di mana kegiatan industri sudah terdigitalisasi sedemikian rupa sehingga era ini juga disebut sebagai era digital. Pada Industri akses internet dan perangkat digital pun juga sudah tersebar luas dan dimiliki oleh hampir seluruh kalangan. Oleh karena itu, kegiatan belanja online melalui e-commerce pun semakin merajalela dan menjadi favorit banyak orang. Mulai dari remaja yang biasa nongkrong di café, ibu-ibu kompleks penikmat drama Korea, sampai bapak-bapak pensiunan yang suka minum kopi sambil baca koran di teras rumah, sekarang punya hobi baru yang sama belanja online di e-commerce! Kalau jaman dulu mah, kegiatan jual-beli dan perindustrian masih belum maju seperti sekarang ini, guys! Biar lebih paham, coba kita bahas perkembangan teknologi bisnis ritel secara lebih mendetail, yuk! Perkembangan Teknologi Perkembangan teknologi bisnis ritel dimulai pada abad ke-18. Pada saat itu, terjadi penemuan mesin uap oleh James Watt. Nah, teknologi mesin uap ini kemudian dimanfaatkan oleh industri untuk menunjang kegiatan produksi. Pekerjaan-pekerjaan terkait produksi yang sebelumnya menggunakan tenaga manusia, kemudian mulai digantikan dengan tenaga mesin uap. Industri pada masa itu dikenal juga dengan sebutan Industri Baca juga Mempelajari Visual Merchandising untuk Penataan Produk Ditemukannya mesin uap pada Industri membuat perusahaan lebih berfokus pada kegiatan produksi barang. Kenapa begitu? Karena kegiatan produksi barang yang tadinya hanya mengandalkan tenaga manusia mulai digantikan oleh mesin-mesin uap, sehingga dapat diproduksi dengan lebih mudah dan secara massal. Tapi, seiring berjalannya waktu, mesin-mesin uap mulai digantikan dengan mesin-mesin bertenaga listrik. Hal ini mulai terjadi pada abad ke-19. Pada abad ini, perakitan dan produksi massal udah nggak pakai mesin uap lagi guys, tapi udah mulai menggunakan tenaga listrik. Nah, industri pada masa ini disebut juga sebagai Industri Pada Industri juga terjadi pengembangan pesawat telepon, mobil, serta pesawat terbang. Industri ini berlanjut sampai akhirnya digantikan oleh Industri pada abad ke-20. Industri sendiri ditandai dengan adanya otomatisasi terintegrasi komputer. Nah, pada industri ini, udah mulai ditemukan teknologi digital dan internet yang bisa menunjang tidak hanya kegiatan perindustrian, tapi juga kegiatan lainnya, seperti komunikasi. Kemudian, Industri berkembang lagi menjadi Industri alias industri yang sekarang ini sedang kita alami. Pada Industri mulai terjadi pengembangan komputer pintar, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, rekayasa genetik, serta neuroteknologi yang semuanya ditunjang dengan teknologi Artificial Intelligence AI. Perkembangan Marketing Seiring dengan perkembangan teknologi, kegiatan marketing pada bisnis ritel pun juga mengalami perkembangan dari masa ke masa. Dimulai dari Marketing hingga kini telah berkembang sampai Marketing Pada Marketing kegiatan marketing masih berfokus pada produksi barang alias Product Centric. Perusahaan fokus memproduksi barang sebanyak-banyaknya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Lalu, kegiatan marketing mulai mengalami perkembangan menjadi Marketing Pada Marketing perusahaan mulai berfokus pada kebutuhan konsumen Customer Centric. Konsumen mulai dilihat sebagai sosok yang harus dilayani dan dipenuhi kebutuhannya sesuai dengan keinginan masing-masing. Lanjuutt, setelah puas berfokus pada kebutuhan dan keinginan konsumen, kegiatan marketing mulai berkembang lagi menjadi Marketing Pada Marketing perusahaan mulai melakukan pendekatan kepada konsumen secara humanis Human Centric. Konsumen tidak lagi hanya dipandang sebagai pembeli produk, namun juga dipandang sebagai manusia yang memiliki kebutuhan, keinginan, dan harapan terhadap produk-produk yang dijual oleh perusahaan. Nah, proses PDKT yang dilakukan oleh perusahaan melalui Marketing ini tujuannya adalah agar perusahaan jadi lebih tau secara mendetail mengenai kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen atas produk-produk yang dijual oleh perusahaan. Nah, dari situlah perusahaan bisa mendapatkan ide-ide produk baru, serta masukan untuk perbaikan produk yang sudah ada. Begitu, guys! Lalu, evolusi kegiatan marketing yang terbaru adalah Marketing Marketing sebenarnya nggak terlalu beda jauh dengan Marketing Masih sama-sama berfokus pada pendekatan kepada konsumen. Tapi, pada Marketing kegiatan pendekatannya lebih ekstra lagi nih, karena mengkombinasikan antara interaksi secara offline maupun secara online serta perusahaan juga menawarkan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi konsumen Machine to Machine; Human to Human. Kamu sudah paham sampai sini? Perubahan Perilaku Konsumen Perkembangan teknologi bisnis ritel juga melibatkan perubahan perilaku konsumen sehingga akhirnya terdorong untuk melakukan kegiatan belanja secara online. Sebenarnya apa sih, alasan di balik perubahan perilaku konsumen ini? Ada beberapa alasan yang mendorong para konsumen untuk melakukan kegiatan belanja secara online, antara lain seperti terangkum dalam infografik berikut. Pengalaman berbelanja yang dirasakan konsumen ketika berbelanja secara online somehow bikin konsumen jadi ketagihan untuk melakukannya lagi dan lagi. Kita nggak perlu jauh-jauh pergi ke toko, belanjanya pun juga udah berasa lihat barangnya beneran, karena toko-toko online selalu mencantumkan foto atau video barang sebagai gambaran bagi konsumen. Beberapa toko online pun juga sudah menyediakan teknologi augmented reality, yaitu teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi atau tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi, lalu memproyeksikan benda maya tersebut dalam waktu nyata. Teknologi ini membuat kita seolah sedang berhadapan secara langsung dengan benda maya tersebut. Sayangnya, meskipun sudah menjadi primadona di era Industri ini, belanja online tetap ada kekurangannya ya, guys! Salah satunya yang paling sering terjadi yakni barang yang kita terima ternyata nggak sesuai dengan ekspektasi. Jadi gitu ya, guys! Semua hal di dunia ini pastinya punya plus dan minusnya masing-masing, termasuk belanja online maupun offline. Every choice has its own consequences. We don’t choose which one is better, we just choose the one with more bearable consequences. Perkembangan teknologi bisnis ritel pun nggak akan berhenti sampai di sini aja. Ke depannya, pasti akan muncul inovasi-inovasi baru lagi yang bisa diterapkan untuk kemajuan teknologi bisnis ritel. Kamu sendiri punya inovasi baru nggak, terkait bisnis ritel? Coba share di kolom komentar, ya! Sekian pembahasan kita tentang perkembangan teknologi bisnis ritel. Kalau kamu siswa SMK kelas 12 jurusan Bisnis Daring dan Pemasaran BDP, kamu wajib mempelajari materi ini, ya! Kamu juga bisa cek materi lebih lengkap tentang teknologi bisnis ritel di ruangbelajar! Yakin nggak mau nonton videonya? Yuk, download aplikasinya sekarang!
BahasanMenarik dari video Peritel Hadapi Perkembangan Zaman Tutum Rahanta Pelaku Bisnis Ritel ini adalah pengaruh perkembangan teknologi terhadap bisnis online terbaru!, dampak negatif teknologi terhadap bisnis, contoh pengaruh teknologi terhadap bisnis, dampak negatif internet dalam dunia bisnis, dampak negatif teknologi bagi perusahaan
Apa Saja Tantangan Besar yang Dihadapi Industri Retail Saat Ini? Tantangan industri retail ritel yang terjadi secara terus menerus membuat pegiatnya harus bekerja ekstra keras demi mempertahankan eksistensi. Bukan berarti industri retail ritel akan punah. Namun, perkembangan dunia digital dan segala kemudahan yang diberikan secara perlahan-lahan menekan keberadaan toko-toko mereka. Tantangan ini terlihat sangat berat bagi karena telah ada beberapa perusahaan retail terkenal yang memutuskan untuk menutup toko-tokonya, sebut saja Debenhams, Lotus, dan 7-Eleven. Apa saja sebenarnya tantangan industri retail yang saat ini sedang gencarnya terjadi. Berikut Jurnal rangkum untuk Anda. Tahukah Anda kalau aplikasi akuntansi online Mekari Jurnal bisa memudahkan Anda mengelola keuangan perusahaan secara lebih praktis dan akurat. Buktikan dengan coba gratis aplikasi Jurnal pada banner di bawah ini. Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Jurnal Sekarang! Perubahan Tren Belanja Bisnis retail yang lebih mengandalkan toko-toko fisik kini semakin tertekan karena adanya perubahan tren belanja yang beralih ke dunia online. Transaksi digital yang terus berkembang semakin memudahkan konsumen untuk mendapatkan barang yang diinginkan tanpa repot keluar rumah. Bermodalkan ponsel serta kuota internet, konsumen sudah bisa mencari berbagai kebutuhan baik sandang, pangan, maupun papan. Tanpa perlu mengunjungi toko-toko dengan jarak cukup jauh yang akan menyita waktu, tenaga, dan biaya transportasi. Berbelanja online selain memberikan kemudahan, barang-barangnya pun bervariasi dengan harga yang lebih kompetitif. Tidak mengherankan apabila perubahan tren belanja ini menjadi tantangan tersendiri bagi industri retail. Contohnya di tahun 2017, perusahaan retail besar Matahari terpaksa harus menutup dua tokonya di Pasaraya Blok M dan Pasaraya Manggarai karena penjualan yang tidak memenuhi target. Dan untuk mengatasinya kini sudah ada beberapa industri retail yang melakukan efisiensi toko fisik dan mulai merambah dunia online. Karena memang zaman berkembang dengan begitu pesat. Siapa yang tidak mampu untuk mengikutinya pasti akan mengalami kemunduran secara perlahan-lahan. Coba Fitur Laporan Keuangan dan Bisnis untuk Keputusan Bisnis Lebih Cepat dan Akurat Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Jurnal Sekarang! Penurunan Konsumsi dalam Industri Retail Tantangan lain yang dihadapi industri retail ritel adalah penurunan konsumsi dan menurunnya daya beli masyarakat yang cukup drastis. Data dari tahun 2017 didapatkan bahwa terdapat penurunan konsumsi masyarakat hingga sekitar 10-12 %. Dan penurunan ini masih terus terjadi hingga tahun 2019. Baca juga 7 Cara Mudah Bergabung dengan Usaha Waralaba Modern Retail Penurunan ini bisa terjadi karena banyak sebab. Perpindahan ke dunia online yang telah dijelaskan tadi menjadi salah satunya. Selain itu pelemahan kurs rupiah terhadap dolar yang berdampak pada harga jual barang juga membuat banyak konsumen menahan untuk berbelanja. Faktor lainnya adalah bunga kredit yang semakin mahal serta harga komoditas perkebunan yang jatuh. Oleh karena itu sejumlah industri retail harus melakukan penghematan listrik, membatasi produk dan lebih selektif memilih lokasi. Kelola Bisnis Trading dan Distribusi Secara Efektif. Pelajari Fitur Jurnal Selengkapnya di sini! Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Jurnal Sekarang! Mempertahankan Loyalitas Konsumen Menumbuhkan dan menjaga loyalitas konsumen di era digital dianggap pengusaha ritel lebih sulit dibandingkan di era konvensional dahulu. Sekali lagi karena barang kebutuhan sudah tersebar di berbagai online shop atau e-commerce dengan banyak varian dan harga yang lebih murah. Konsumen saat ini mempunyai banyak sekali pilihan. Jadi ketika satu toko sudah tidak memberikan barang dan harga seperti yang diinginkan, maka masih banyak alternatif pilihan lain. Selain itu metode pemasaran industri retail yang cenderung sama dari tahun ke tahun juga menjadi salah satu penyebabnya. Industri retail biasanya menggaet konsumen dengan memberikan promosi dan penawaran khusus. Dan hal ini sudah dilakukan oleh online shop bahkan jauh lebih baik. Yang diperlukan pengusaha industri retail atau ritel saat ini adalah melakukan pendekatan secara personal terhadap konsumen. Dengan lebih memperhatikan member dan memberikan informasi seputar preferensi kebutuhan konsumen yang bisa dihubungkan dengan produk yang ditawarkan. Baca juga Strategi Agar Produk UKM Diterima Oleh Retail Modern Pemenuhan Keinginan Konsumen Yang dibutuhkan pengusaha saat ini adalah menyiapkan produk yang bersifat contextual commerce. Ini adalah istilah bagi proses produksi yang dilakukan dengan memperhatikan, mengawasi dan mengumpulkan keinginan konsumen serta bagaimana perilaku digital mereka. Hal ini diaplikasikan agar pengusaha retail mampu menciptakan solusi cepat agar produk bisa langsung ditawarkan dalam skala yang lebih personal. Sejumlah brand global sudah mengadopsi ini dengan proses komunikasi secara personal dan memahami customer journey dengan sangat rinci. Bahkan telah menciptakan merchant digital untuk produk mereka sendiri. Perubahan ini merupakan tantangan yang harus dipenuhi oleh pengusaha retail. Dimana penyesuaian harus dilakukan demi pemenuhan keinginan konsumen. Permudah Pengelolaan Inventori dan Stok Barang dengan Jurnal. Baca Fitur Jurnal Selengkapnya di sini! Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Jurnal Sekarang! Kompetisi Harga dalam Industri Retail Yang sedari tadi sudah disinggung, kompetisi harga yang menjadi penambah pikiran pengusaha retail. Namun tahukah Anda bahwa kompetisi harga yang sekarang terjadi sudah di luar batas wajar? Bahkan banyak pedagang yang menjual produk dengan harga yang sangat rendah demi mendapatkan keuntungan. Dan ini bukan hanya terjadi di ranah online, tetapi sudah merambah pada ranah offline juga. Dan apabila hal ini terus berlanjut maka bukan tidak mungkin hukum rimba akan berlaku. Siapa yang mempunyai modal yang cukup besar saja, yang akan jadi pemenang. Jika sampai ke level ekstrim, maka tidak akan ada lagi keuntungan yang diperoleh. Pendapatan dari konsumen hanya cukup untuk menutupi biaya operasional saja. Atur dan Pantau Operasional Lewat Fitur Biaya dan Anggaran Jurnal, Pelajari Fitur Jurnal Selengkapnya di sini! Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Jurnal Sekarang! Regulasi Industri Retail Ada dua faktor yang menjadi napas industri retail, yakni retail is detai dan retail is expansion. Retail is detail mencakup perhatian terhadap interior toko, merchandising dan harga diskon. Sementara retail is expansion berarti pertumbuhan retail ditentukan oleh ekspansinya baik dari segi produk maupun toko. Akan tetapi dua hal ini dibatasi oleh pemerintah dengan Perpres tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern. Dan hingga tahun 2019 pengusaha retail masih menunggu revisi peraturan ini. Pada Perpres No. 11/2007 ada batasan dimana sebelumnya syarat minimal luas lahan department store 400 m2, kini menjadi 200 m2 saja. Sementara luas lahan perkulakan yang sebelumnya diharuskan minimal m2, menjadi minimal m2. Ritel juga diwajibkan melakukan kemitraan dengan toko eceran skala mikro dan kemitraan pemasok dengan toko akan diawasi oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha KPPU. Pengawasan ini memang bertujuan baik yakni mencegah adanya pelanggaran persaingan usaha. Namun industri retail atau ritel tetap dianaktirikan dengan tidak adanya ketegasan regulasi terhadap pengusaha online yang adalah pesaing kuat hingga saat ini. Kelola Toko Online Secara Efektif. Pelajari Fitur Jurnal Selengkapnya di sini! Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Jurnal Sekarang! Komunikasi Internal Selain faktor eksternal, tantangan industri retail ini juga datang dari internal perusahaan. Industri retail terhitung masih mempunyai pekerjaan rumah memperbaiki komunikasi dengan internal masing-masing. Dengan banyaknya divisi yang menangani, komunikasi yang tidak efisien memang menjadi batu sandungan. Selain itu, retail juga menjadi industri dengan tingkat pergantian karyawan yang cukup tinggi. Sementara itu ketika mengganti staf bukan hanya biaya dan tenaga saja yang terkuras. Usaha yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja juga harus lebih keras. Diperlukan seorang pemimpin yang mampu meningkatkan keterlibatan karyawan dalam perusahaan melalui pelatihan dan kesejahteraan. Sehingga karyawan yang datang pun akan tetap bertahan. Dibalik berbagai tantangan yang sedang dialami, masih ada juga perusahaan-perusahaan retail yang tetap setiap memberikan produk terbaik untuk konsumennya. Baca juga Cara Pembukuan Simple Untuk Bisnis Retail, Sempurna! Sebuah bisnis memang didirikan untuk menghadapi berbagai tantangan. Oleh karena itu, poin-poin tadi perlu dicermati secara seksama dan dicari solusinya bersama. Selain tahap pencehagan, industri retail juga membutuhkan strategi pertahanan. Fokus mengelola industri yang sudah berdiri sekarang juga harus tetap dilakukan. Salah satunya dengan mengelola keuangan dengan baik. Software akuntansi yang dapat diandalakan untuk mengelola keuangan industri retail atau ritel adalah Jurnal. Jurnal merupakan salah satu software akuntansi online terbaik di Indonesia. Dengan Jurnal semua hasil dan kemudahan yang Anda harapkan dalam perhitungan keuangan perusahaan pasti akan didapatkan. Selain itu Jurnal juga memberikan fitur aplikasi stock opname hingga enterprise software yang akurat dan cepat. Pelajari juga bagaimana aplikasi faktur dapat membantu pekerjaan Anda. Nikmati percobaan gratis selama 14 hari hanya di sini. Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Jurnal Sekarang! Di atas adalah penjelasan singkat dan tantangan yang harus dihadapi oleh industri retail atau ritel. Mudah-mudahan informasi di atas bermanfaat. Ikuti media sosial Mekari Jurnal untuk informasi lain tentang bisnis, keuangan, dan akuntansi.
BzW3P6V. 3tgkfb207m.pages.dev/4493tgkfb207m.pages.dev/5383tgkfb207m.pages.dev/9523tgkfb207m.pages.dev/7543tgkfb207m.pages.dev/3503tgkfb207m.pages.dev/4013tgkfb207m.pages.dev/9233tgkfb207m.pages.dev/2703tgkfb207m.pages.dev/6233tgkfb207m.pages.dev/8943tgkfb207m.pages.dev/8053tgkfb207m.pages.dev/1893tgkfb207m.pages.dev/93tgkfb207m.pages.dev/5623tgkfb207m.pages.dev/964
jelaskan pengaruh perkembangan teknologi terhadap bisnis ritel